Jumat, 24 Juli 2009

Efek musik pada tubuh Manusia

Tertarik banget baca tulisan ini yang diambil dari situsnya ikm makassar.
jadi gw posting deh di blog gue,,,,,
Mudah - mudahan dapat bermanfaat buat yang baca........hehehe,


Efek musik pada tubuh Manusia

Seringkali sebagian orang menilai bahwa jenis musik yang baik didengar itu hanya masalah selera. Namun di lain pihak kita juga menyadari, bahwa musik dapat mempengaruhi kita secara emosi, fisik, mental, dan spiritual. Jenis musik mana yang baik untuk kesehatan emosi, fisik, mental, dan spiritual sering membawa kita pada berbagai kontroversi. Pada kesempatan ini, saya akan sedikit memberikan data-data penelitian mengenai efek musik terhadap berbagai bagian dan fungsi tubuh kita, termasuk bagaimana efeknya terhadap otak, peningkatan berbagai hormon, dan hubungannya dengan ritme tubuh.
HUBUNGAN MUSIK DENGAN FUNGSI OTAK
Semua jenis bunyi atau bila bunyi tersebut dalam suatu rangkaian teratur yang kita kenal dengan musik, akan masuk melalui telinga, kemudian menggetarkan gendang telinga, mengguncang cairan di telinga dalam serta menggetarkan sel-sel berambut di dalam Koklea untuk selanjutnya melalui saraf Koklearis menuju ke otak. Ada 3 buah jaras Retikuler atau Reticular Activating System yang diketahui sampai saat ini. Pertama: jaras retikuler-talamus. Musik akan diterima langsung oleh Talamus, yaitu suatu bagian otak yang mengatur emosi, sensasi, dan perasaan, tanpa terlebih dahulu dicerna oleh bagian otak yang berpikir mengenai baik-buruk maupun intelegensia. Kedua: melalui Hipotalamus mempengaruhi struktur basal “forebrain” termasuk sistem limbik, dan ketiga: melalui axon neuron secara difus mempersarafi neokorteks. Hipotalamus merupakan pusat saraf otonom yang mengatur fungsi pernapasan, denyut jantung, tekanan darah, pergerakan otot usus, fungsi endokrin, memori, dan lain-lain. Seorang peneliti Ira Altschuler mengatakan “Sekali suatu stimulus mencapai Talamus, maka secara otomatis pusat otak telah diinvasi.”
Sebuah survey pada suatu seminar menunjukkan bahwa pendengarnya mengatakan bahwa mereka tidak mendengarkan syair dari sebuah lagu. Namun pada waktu lagu tersebut diperdengarkan, separuh dari mereka dapat melagukannya tanpa mereka sadari. Hal ini menunjukkan adanya memori dalam otak yang mampu merekam apa saja yang masuk melalui pendengarannya bersama musik, tanpa mampu dicerna oleh akal sehat. Kesimpulannya tidak ada lagu/musik yang mampu dicegah masuknya ke dalam otak kita, walaupun kita berkata “saya tidak mendengarkan syairnya”.
Seorang peneliti, Donald Hodges, mengemukakan bahwa bagian otak yang dikenal sebagai Planum Temporale dan Corpus Callosum memiliki ukuran lebih besar pada otak musisi jika dibandingkan dengan mereka yang bukan musisi. Kedua bagian ini bahkan lebih besar lagi jika para musisi tersebut telah belajar musik sejak usia yang masih sangat muda yakni di bawah usia tujuh tahun. Gilman dan Newman (1996) mengemukakan bahwa Planum Temporale adalah bagian otak yang banyak berperan dalam proses verbal dan pendengaran, sedangkan Corpus Callosum berfungsi sebagai pengirim pesan berita dari otak kiri kesebelah kanan dan sebaliknya. Seperti kita ketahui otak manusia memiliki dua bagian besar, yaitu otak kiri dan otak kanan. Walaupun banyak peneliti mengatakan bahwa kemampuan musikal seseorang berpusat pada belahan otak kanan, namun pada proses perkembangannya proporsi kemampuan yang tadinya terhimpun hanya pada otak kanan akan menyebar melalui Corpus Callosum kebelahan otak kiri. Akibatnya, kemampuan tersebut berpengaruh pada perkembangan linguistik seseorang. Dr. Lawrence Parsons dari Universitas Texas San Antonio menemukan data bahwa harmoni, melodi dan ritme memiliki perbedaan pola aktivitas pada otak. Melodi menghasilkan gelombang otak yang sama pada otak kiri maupun kanan, sedangkan harmoni dan ritme lebih terfokus pada belahan otak kiri saja. Namun secara keseluruhan, musik melibatkan hampir seluruh bagian otak. Dr. Gottfried Schlaug dari Boston mengemukakan bahwa otak seorang laki-laki musisi memiliki Cerebellum (otak kecil) 5% lebih besar dibandingkan yang bukan musisi. Kesemua ini memberikan pengertian bahwa latihan musik memberikan dampak tertentu pada proses perkembangan otak.
MUSIK DAN PRODUKSI HORMON
Mary Griffith, seorang ahli fisiologi, mengemukakan bahwa hipotalamus mengontrol berbagai fungsi saraf otonom, seperti bernapas, denyut jantung, tekanan darah, pergerakan usus, pengeluaran hormon tiroid, hormon adrenal cortex, hormon sex, bahkan dapat mengontrol seluruh metabolisme tubuh kita. Sebuah studi menemukan adanya peningkatan Luteinizing Hormone (LH) pada saat mendengarkan musik. LH adalah suatu hormon sex yang merangsang pematangan sel telur.
Penelitian lain oleh Satiadarma (1990) dilakukan dengan cara mengukur suhu kulit menggunakan alat Galvanic Skin Response (GSR). Pada saat subyek penelitian mendengarkan musik hingar-bingar, maka suhu kulit lebih rendah dari pada suhu basal (suhu normal individu tersebut tanpa musik). Sebaliknya, ketika musik lembut diperdengarkan, suhu kulit meninggi dari biasanya. Hal ini menunjukkan adanya suatu hormon stress yang dilepaskan oleh otak, yaitu Adrenalin, yang dapat mempengaruhi bekerjanya pembuluh darah di kulit untuk vasokonstriksi (menyempit) atau vasodilatasi (melebar). Pada kondisi stress, adrenalin banyak dikeluarkan dan pembuluh darah kulit menyempit, sehingga suhu kulit menurun. Kesimpulannya adalah jenis musik hingar-bingar dapat menyebabkan kita stress, sedangkan musik lembut memiliki efek menenangkan.
Penelitian oleh Ann Ekeberg menunjukkan pengaruh jenis musik terhadap denyut jantung. Siswa di sebuah sekolah menjadi subyek penelitian dan mereka diukur kecepatan denyut nadinya sebelum mendengar musik. Kemudian musik jenis hard rock diperdengarkan selama 5 menit. Semua siswa harus tetap duduk tenang di kursi mereka. Pada akhir tes, denyut nadi diperiksa kembali dan dicatat. Hasilnya adalah peningkatan denyut nadi sebesar 7-12 denyut per menit. Tore Sognefest, seorang Master in Music dari Academy of Music, Bergen, Norway, melakukan tes yang serupa terhadap siswa di sekolahnya. Musik dari grup AC/DC, “Hell’s Bells” diperdengarkan dan hasilnya denyut nadi meningkat 10 denyut per menit, sedangkan waktu “Air” dari Bach dimainkan, denyut nadi menurun 5 denyut per menit. Kesimpulannya, walaupun pendengar duduk diam di kursinya, energi yang berlebihan dari musik rock tetap akan mempengaruhi jantung untuk berdetak lebih cepat. Itu sebabnya pendengar musik rock sangat sulit untuk duduk diam bila mendengar musik yang mempercepat denyut jantung. Energi yang terakumulasi akan mencari jalan untuk dilepaskan.
Selain meningkatkan denyut jantung, tekanan darahpun dapat meningkat oleh adanya adrenalin. Hal ini juga akan kembali meningkatkan produksi adrenalin, karena tubuh yang berada dalam keadaan stress, berusaha untuk mengatasinya dengan memproduksi lebih banyak adrenalin agar alert/waspada. Jika denyut stress ini berlangsung terus menerus, misalnya pada sebuah konser rock yang panjang, maka jumlah adrenalin yang diproduksi menjadi berlebihan, dan tubuh tidak mampu lagi untuk membuang kelebihan ini. Sebagian kelebihan adrenalin ini akan diubah oleh tubuh menjadi zat kimia lain yang dikenal dengan adrenochrome (C9H9O3N). Sebenarnya senyawa ini adalah suatu obat psikotropika yang mirip dengan LSD, Mescaline, STP, dan Psylocybin. Beberapa tes menunjukkan bahwa zat ini menimbulkan suatu ketergantungan, seperti obat-obat lainnya. Jadi tidaklah aneh bila orang ‘high’ dalam sebuah konser rock, memasuki kondisi trance dan kehilangan kontrol diri. Sebagaimana dalam semua keadaan ketergantungan / adiksi, maka akan terjadi toleransi. Musik yang sama yang semula dapat menimbulkan rasa excitement, sekarang tidak lagi memuaskan. Dibutuhkan kepuasan yang lebih tinggi, dibutuhkan musik yang lebih keras, lebih kacau dan lebih tidak beraturan. Dimulai dengan soft rock, kemudian rock’n'roll, dan dilanjutkan menjadi heavy metal rock.
David Noebel, meneliti bahwa nada bass dengan getaran frekuensi rendah bersama-sama dengan dentuman drum, mempengaruhi cairan serebrospinal, yang akan mempengaruhi kelenjar Pituitary di otak. Kelenjar ini memiliki fungsi sekresi berbagai hormon tubuh.
Peneliti lain di Denver, Colorado, Amerika Serikat membandingkan berbagai macam efek oleh berbagai jenis musik terhadap tanaman. Tanaman-tanaman itu ditempatkan di dalam lima buah rumah tanaman yang identik. Tanah, cahaya, dan kondisi air dibuat persis sama satu sama lain dan jenis tanamannya pun sama. Selama beberapa bulan peneliti memperdengarkan jenis musik yang berbeda pada masing-masing rumah tanaman tersebut. Rumah pertama, karya Bach; yang kedua, musik India; yang ketiga, hard rock; yang keempat, musik country dan Barat; sedangkan yang kelima, tidak diperdengarkan musik apapun. Hasilnya, di rumah tanaman yang hanya diperdengarkan musik hard rock, tidak ada hasil pertumbuhan sama sekali. Pertumbuhan berhenti dan tidak mau berbunga. Di rumah tanaman yang dengan musik Bach dan India, tanaman nampak hijau, tumbuh dengan subur, sehat, dan berbunga banyak. Tanaman yang mendengarkan musik country dan Barat tumbuh sama seperti tanaman yang tidak diperdengarkan musik, pertumbuhannya biasa saja dengan jumlah bunga normal. Tentunya tidak ada hubungan emosional pada tanaman, namun pasti terjadi sesuatu melalui frekuensi gelombang suara yang mempengaruhi laju pertumbuhan mereka. Kalau musik mempunyai pengaruh yang sangat dalam terhadap organisme sederhana seperti itu, apa pengaruhnya terhadap sistem yang lebih kompleks? Musik juga dikenal sebagai wahana terapi. Sejak zaman dahulu dikenal penyembuhan fisik dan mental melalui musik. Daud memainkan kecapi sambil menyanyi untuk menyembuhkan Raja Saul yang sedang gundah. Musik juga dipakai oleh Raja Philip V dari Spanyol, Raja George II dari Inggris, dan Raja Ludwig II dari Bavaria untuk penyembuhan. O’Sullivan (1991) mengemukakan bahwa musik mempengaruhi imaginasi, intelegensi dan memori, di samping juga mempengaruhi hipofisis di otak untuk melepaskan endorfin. Endorfin kita ketahui dapat mengurangi rasa nyeri, sehingga dapat mengurangi penggunaan obat analgetik, juga menurunkan kadar katekolamin dalam darah, sehingga denyut jantung menurun. Mornhinweg (1992) meneliti 58 subyek sehat untuk menilai jenis musik mana yang menurunkan stress. Musik klasik ternyata memberikan efek relaksasi yang dapat dibuktikan secara statistik dibandingkan dengan musik “new age”. Musik yang menenangkan ini juga dipakai dalam pengobatan penderita infark miokard (serangan jantung), pasien sebelum operasi, bahkan untuk menurunkan stress pasien yang menunggu di ruang tunggu praktek.
HUBUNGAN MUSIK DENGAN RITME TUBUH
Sesungguhnya manusia adalah mahluk yang ritmik. Ada siklus gelombang pada otak, siklus tidur, denyut jantung, sistem pencernaan, dan lain-lain yang kesemuanya bekerja dalam satu ritme. Fenomena ritmik ini bukan hanya terjadi pada manusia, tetapi pada hampir semua mahluk hidup, termasuk tumbuh-tumbuhan. Bila ada gangguan terhadap ritme tubuh ini, maka dapat terjadi berbagai penyakit, seperti diabetes, kanker, dan gangguan pernapasan. Peneliti David A. Noebel menemukan bahwa ritme musik rock dapat mengganggu kadar insulin dan kalsium dalam tubuh. Sumber makanan otak kita didapat dari gula dalam darah, namun bila darah lebih banyak dialirkan ke organ lainnya, maka otak akan kekurangan gula. Dengan demikian daya pikir dan pertimbangan moral juga menjadi tumpul. Tidak heran bila orang mendengar musik rock dalam sebuah konser, mereka dapat berbuat apa saja, tanpa pertimbangan. Jantung manusia berdenyut 70-80 kali per menit dengan teratur, denyut jantung bila didengar dengan stetoskop akan berbunyi DUG-dug-…… Bunyi pertama lebih keras, bunyi kedua lebih lemah, diikuti fase istirahat. Musik yang baik memiliki ritme DUG-dug-DUG-dug untuk 4/4 dan DUG-dug-dug untuk 3/4. Ini adalah jenis irama yang sehat, karena sesuai dengan ritme tubuh. Musik rock memiliki ritme yang terbalik, dug-DUG-dug-DUG. Ritme yang lebih keras jatuh pada ritme ke-dua dan ke-empat. Atau dug-dug-DUG, sehingga ritme keras jatuh pada ritme ke-tiga, dikenal dengan istilah “back beat”/anapestic beat. Ritme keras bahkan dapat jatuh pada sembarang tempat, disebut sebagai “break beat”. Ritme demikian berbahaya bagi tubuh, karena berlawanan dengan ritme tubuh yang sehat.
Menurut John Diamond, seorang dokter di New York, ritme yang berlawanan dengan ritme tubuh akan mengganggu sinkronisasi antara kedua sisi otak, dengan demikian simetri antara otak kiri dan kanan tidak ada lagi. Ia mencoba memperdengarkan musik rock pada pekerja pabrik, ternyata produktivitas menurun. Dibutuhkan jenis musik dengan ritme tertentu untuk dapat meningkatkan produktivitas pekerja, bila musik yang dipilih salah, maka pasti akan berefek buruk. Dalam laboratorium ia mencoba memberi beban pada lengan pria dan ternyata mampu menahan sampai 45 pound. Namun bila musik rock didengarkan, maka kemampuan itu menurun. Peneliti lain dari Stanford University mencatat hubungan antara otak, otot dan musik untuk menghasilkan pekerjaan yang baik. Sebuah alat mengukur gelombang elektrik dari otot para wanita pekerja; musik didengarkan dan gelombang otot dicatat. Musik dengan ritme tidak teratur menghasilkan gelombang elektrik otot yang tampak seperti orang yang tidak pengalaman bekerja dengan tangannya. Namun dengan musik yang ritmenya teratur, gelombang elektriknya menunjukkan gelombang seperti pekerja yang pengalaman, sehingga efisiensi kerja bertambah.
Peneliti lain mencoba merekam gelombang otak selama diperdengarkan ritme anapestic, terjadi gangguan pada gelombang alfa otak, sehingga terjadi “switching”. Switching adalah sebuah fenomena yang timbul pada orang dewasa yang sakit jiwa/gila (skizofrenia), di mana orang tersebut akan menjadi seperti anak kecil dan berjalan seperti hewan melata/reptil (merangkak dengan kaki-tangan bersamaan sisi, yang seharusnya berlawanan). Bila hubungan otak kanan dengan kiri berjalan normal, maka seperti bayi normal akan merangkak dengan kaki-tangan berlawanan sisi. Gerakan orang yang mendengar musik rock sering “bopping”, yang juga merupakan gerakan sesisi/homolateral. Ternyata tidak semua musik rock memiliki ritme anapestik, musik klasikpun ada yang memiliki ritme demikian. Finale pada lagu Rite of Spring dari Igor Stravinsky, memiliki ritme ini. Pada pertama kalinya lagu ini dimainkan dalam konser di Paris tahun 1913, terjadi kerusuhan dan pengrusakan gedung konser. Hanya dalam waktu 10 menit telah mulai terjadi perkelahian.
Peneliti lain menggunakan tikus sebagai subyek penelitian. Studi ini dilakukan dengan memperdengarkan musik dengan bunyi yang tidak beraturan dan dengan suara drum yang terus menerus. Tikus-tikus ini pada akhirnya bukan saja mengalami kesulitan belajar dan gangguan memori, namun juga perubahan struktur sel-sel otak. Neuron menunjukkan adanya kerusakan “wear and tear” karena stress. Diambil suatu kesimpulan, bahwa ritme-lah yang dapat mengganggu keseimbangan otak, bukan melodi atau harmoni. Setiap mahluk hidup memiliki ritme, bila harmoni ritme ini diganggu oleh suatu disharmoni, maka akan timbul efek yang merusak. Nordwark (1970) dan Butler (1973) melaporkan bahwa stimulasi auditorik yang terjadi terus menerus akan menyebabkan terjadinya adaptasi. Suara kereta yang terus menerus akan menyebabkan respons inhibisi/menghambat pada sistem pendengaran. Reaksi adaptasi ini terjadi dalam waktu 3 menit dan baru dapat hilang setelah periode pemulihan selama 1-2 menit. Musik bila akan digunakan sebagai pengobatan, harus mampu merangsang pelepasan endorfin. Bila terjadi inhibisi, maka proses ini tidak terjadi.

Jumat, 17 Juli 2009

Apa lagi?

Semalam abis pulang dari latihan with my prend...... seperti biasa, aku membuat cappucino kesukaan ku . kebetulan susu yg ibuku bawa kemaren masih ada.

kududuk di beranda sambil mengamati bintang dan merenung....
sejauh mataku memandang, sejauh itu pula damai menyelimuti hatiku. sambil merenungkan sebenarnya apa yang aku cari lagi ? sejauh petualangan ku aku telah melalui semua tahap kebahagiaan , penderiataan, susah senang, bertualang dari satu tempat ke tempat yang lain......

apa lagi?
itu pertanyaan yg menggangguku. tak peduli seberapa besar keberhasilan yang pernah kuraih, tak peduli seberapa dalam kegagalan yg pernah kukecap.... aku tetap berdiri.

apa lagi?
mungkinkah aku butuh sesuatu yang lebih bermakna? sesuatu yang bisa menghentikan atau setidaknya meredam jiwa pemberontakku? gak tau ahhhh

atau mungkin kah aku memang manusia yang tak pernah puas?
aku mungkin seorang ambisius? maybe.
seseorang terindah dalam hidupku beberapa waktu yang lalu menamparku dengan ucapannya
" GAK PERNAH PUAS BERTUALANGNYA? " fuck..... dia betul2 menamparku
membawaku menyelami kembali kehidupanQ, masa laluku, semuanya.........

or mungkin aku sekarang harus lebih bisa menahan ego, dan menetapkan tempat singgahQ

mungkin......
sekarang saatnya tuk hidup dengan seseorang yang mencintaiku dan bertualang bersamanya....
BUKAN lagi sebagai sebagai pasangan, tapi bagian dari tubuhku yang tak terpisahkan.....


KIDDIES

MY ANGEL

Tadi pagi, aku bergegas melaju bersama motorQ. rencananya sich mo ke malino, bosan juga ma suasana.
pengen suasana baru.... GUNUNG
Matahari belum begitu terik, aku nyantai ajja menikmati pemandangan.
tapi tiba - tiba pazzzzzz.
"Shit".................. rantai motorQ putus.
mana disini gak ada rumah penduduk lagi. Terpaksa mendorong lagieee
ternyata bengkel jaraknya 10 kiloan. pufff...........
setelah mendorong diiringi gerutuan dan keringat asin
akhirnya sampe juga dibengkelnya, ternyata yg punya bengkel Pria tinggi besar yg bertato dan memiliki perawakan sangar sedikit sadis.

Setelah dia liat kerusakannya, dengan cekatan sang bapak mengambil perlengkapannya.
sambil memperbaiki gw ajak ajja ngomong basa basi....... karna nich dibengkel jadi gw ngajakin dia ngomong tentang dunia bengkel. mulai dari harga onderdil yg naik, tempat beli sparepart murah ampe tentang barang - barang KW. bahkan gw sempat ngasih referensi teman2 gw yang bisa ngasih tuh bapak barang dagangan pake sistem dititip ajja. ato istilah kerennya konsinyasi
diluar dugaan ternyata nich bapak welcome banget orangnya......

but one more shit "HAPPENED"
ternyata gw gak bw dompet.... Fuck. Ternyata waktu mo beli rokok semalam, gw lupa masukin lagi tuh dompet ke ringbag gw.
what i must do?
dengan senyum manis dan terindah dari seorang ERVINE, dengan tenag gw ngejelasin kejadiannya.
bahwa gw gak bawa uang, sebagai jaminan gw akan nitip nich hand phone.
ternyata tuh bapak nolak dan bilang gw bisa balik besok buat ngebayar.

ternyata di jaman serba sinis dan penuh kecurigaan kayak sekarang masih ada juga orang yang kayak gini.

gw langsung teringat cerita tentang malaikat.
digambarkan,
malaikat merupakan sosok tampan yang bersayap, bersih dengan jubah putih.
tapi malaikat gw hari ini gak tampan, lusuh dan juga sedikit seram. but he still my angel
seandainya gw dan semua orang didunia ini kayak dia, mungkin dunia ini lebih indah.

setelah gw mohon ijin pamit, dia ngantar gw kedepan, gw kemudian melaju.

Tapi esok aku pasti kembali
Untuk mempertanyakan ongkosnya
Bukan untuknya, Bukan untuk siapa
Tapi UNTUKKU

(sambil sayup2 terdengar lagu ada apa dengan cinta yg dinyanyiin meli goeslaw & eric )

Wahai pujangga cinta
Biar membelai indah
Telaga di kalbuku
Jujurlah pada hatimu

Ada apa dengan cinta
Perbedaan aku dan engkau
Biar menjadi bait
Dalam puisi cinta terindah

Sambil membayangkan adegan dimana dian sastro lagi ciuman ma Nicolas saputra.....hahahaha

ahhhhhhhh ...... ngaco

ENOUGH

KIDDIES

Pallu basa dan stupid marketing strategy

tadi abis jalan ma temanku di MP. Sehabis menemaninya jalan - jalan dan shoping, kita memutuskan untuk keluar dan melanjutkan ke Mari.

Berhubung perut dah bernyanyi, kita putuskan untuk makan di warung coto daeng yang ada di dekat situ. But, mata gw menangkap something new....... "WARUNG BARU"
mencicipi makanan di warung yg baru adalah sesuatu yg asik dong.....

Menunya "PALLU BASA"
harga nya pun yang tertera cukup murah. cuma 7000 perporsinya. yuuuukkkkkk

setelah memesan dua porsi plus tetek bengeknya, gw akhirnya nyobain rasanya.
not too good.... but gak papa, gw bergumam dalam hati. soalnya harganya disesuaikan kali,
setelah menyelesaikan makan dan nyolot2an ma teman gw. kita beranjak dan menuju kasir.

di sinilah yang jadi inti tulisan gw.
kiraiin harga yg tertera tadi adalah harga perporsinya.
ternyata, itu baru harga palbasnya doank. belum lagi kita mesti bayar nasi, air minum dan lain2

perkiraan tadinya bakal nelan biaya 30.000,- membengkak menjadi 50.000,-an lebih dikit.
teman saya dikit ngomel2 di samping telinga saya mempertanyakan KEANEHAN ini (maklum ,cewek)

disini gw menganalisa bahwa warung ini mencantumkan harga segitu biar "KELIHATANNYA" murah
padahal menurut gw ini strategi market yang sama sekali salah.
coz ini menciptakan pelanggan pelanggan yang akan MERUSAK image si warung tersebut sendiri....
karna mereka merasa dikibuli ma yg punya warung.....

dan sesuai prinsip menghasilkan laba yang benar adalah
BAGAIMANA CARANYA MENCIPTAKAN LABA YANG BERULANG
bukannya margin gede tapi sekali doank.

bekebalikan dengan COTO daeng yang ada di sebelah nya. Mereka pada awalnya menerapkan harga yg Gila kompetitifnya di awal - awal. meskipun sekarang sudah terjadi kenaikan demi kenaikan.
mereka tetap punya COSTUMER loyal. coz selain faktor harga mereka juga punya taste yang lumayan..

bahkan kadang2 kalo gw makan jam 03 pagi disana, cukup sulit dapat tempat parkir.

soo..... kalo ada yang mo buka warung, don't try this at home
coz that very very stupid strategy


KIDDIES